8.305 Ijazah Siswa di Tahan Sekolah di Tebus Bupati Bandung
Isak Tangis Orang Tua Saat Melihat Anaknya Terima Ijazah dari Dadang Supriatna
Opininews.com, Baleendah -- Belasan ribu Alumni Sekolah SMA dan SMK Swasta se Kabupaten Bandung di tahan ijazah oleh pihak sekolah dan yayasan pengelola lembaga sekolah dengan alasan para orang tua belum menyelesaikan tunggakan biaya sekolah.
Kondisi ini terjadi sejak bertahun-tahun dan akibatnya. para siswa yang sudah lulus tak bisa berbuat apa-apa. Untuk melanjutkan sekolah dan bekerja harus menggunakan ijazah asli sebagai bukti kelulusannya.
Akhirnya mereka yang lulus SMA/SMK tersebut ada yang bekerja serabutan dan jika menggunakan ijazah, terpaksa gunakan ijazah SMP, meski mereka lulusan di jenjang lebih atas dari SMP.
Para orang tua mengakui, belum membawa ijazah anaknya pada saat kelulusan belum bisa membayar tunggakan SPP, iuran lainnya hingga uang bangunan yang di total kan mencapai jutaan rupiah Rp 2 juta hingga Rp 4 juta.
Hingga kini belum bisa menebus ijazah tersebut, karena kondisi keuangan yang belum pulih dan bisa menebusnya.
Namun beruntung, ada beberapa warga di Kabupaten Bandung dan tokoh masyarakat melaporkan kondisi ini melalui nomor WA Bupati Bandung. Akhirnya Bupati Bandung, Dr. H.M. Dadang Supriatna, S.Ip, M.Si memanggil pihak terkait, Dinas Pendidikan, Forum Pendidikan serta beberapa lembaga sekolah dan element masyarakat akhirnya terungkap sudah belasan tahun banyak kasus puluhan ribu ijazah para lulusan sekolah swasta di berbagai sekolah di tahan pihak yayasan pengelola lembaga pendidikan akibat siswa menunggak iuran sekolah, serta biaya lainnya akibat orang tua tak mampu untuk melunasinya.
Tercatat di 22 Sekolah SMA/SMK yang di kelola Yayasan Pembinaan Pendidikan Karya Pembangunan (YPPKP) yang tersebar di berbagai Kecamatan diantaranya Margahayu, Rancaekek, Majalaya dan Baleendah serta kecamatan lainnya ijazah alumninya tertahan.
Ada sekitar 8.305 lembar ijazah para alumni yang di tahan pihak yayasan akibat orang tua siswa menunggak utang biaya sekolah.
Tunggakan dari 8.305 lembar ijazah tersebut mencapai kurang lebih Rp. 8 M. (Delapan Miliar Rupiah).
Agar para siswa yang tertahan Ijazahnya dapat menerima ijazah dan melanjutkan masa depannya, Bupati Bandung, Dr. H.M. Dadang Supriatna, S.Ip, M.Si (Kang DS) berusaha dan memikirkan untuk mencari solusinya dengan tidak menggunakan dana APBD Kabupaten Bandung.
"Alhamdulilah semua sekolah sudah sepakat dengan ide dan pemikiran serta solusi yang saya berikan. Tunggakan dari 8.305 lembar ijazah tersebut mencapai sekitar kurang lebih Rp 8 Milar. Penyelesaiannya tidak menggunakan dana APBD Kabupaten Bandung. Ada sedikit dari uang pribadi dan memberikan solusi lainnya berdasarkan kesepakatan dengan pihak sekolah atau yayasan dan Alhamdulillah semua sekolah sepakat dan sudah berjalan," jelas orang momor satu di Kabupaten Bandung.kepada www.opininews com, usai menyerahkan ijazah kepada ribuan di siswa di Lokasi SMK/SMA KP Baleendah, Kabupaten Bandung, Selasa (31/12) siang.
"Dimasa depan para lulusan SMA/SMK yang sudah menerima ijazah tersebut agar bisa melanjutkan kuliah dan bisa melamar pekerjaan," kata Bupati Bandung.
Isak tangis para orang tua dan siswa pun pecah, saat Bupati Bandung menyerahkan ijazah kepada mereka di Komplek Sekolah SMK/SMA Baleendah, Kabupaten Bandung.
Semua siswa yang jumlahnya capai 8.305, dengan bahagia dan rasa bersyukur menerima ijazah yang sudah tertahan hingga tahunan ini.
Seorang ibu, Yati (55) Warga Baleendah, Kabupaten Bandung, meneteskan air matanya di Pos Satpam SMK/SMS KP Baleendah, saat melihat kebahagian anaknya menerima ijazah yang bertahun-tahun di harapkannya untuk melamar pekerjaan.
"Jika tidak ada kebijakan Pak Bupati Bandung, Pak Dadang Supriatna, belum tentu ijazah anak saya bisa di ambil. Saya belum mampu tebus ijazah anak, karena masih punya tunggakan sekitar Rp 4 Juta," kata Yati.
Seorang alumni, Wati, akui akibat ijazah di tahan maka sulit untuk melanjutkan kuliah atau bekerja.
"Saat ini saya kuliah di tempat perguruan tinggi swasta yang bisa menggunakan persyaratan hanya foto kopi ijazah dan karena mau lulus pihak lembaga perguruan tinggi mempertanyakan ijazah asli. Alhamdulilah bertepatan dengan kebutuhan ijazah, Pak Bupati memudahkan saya untuk dapat ijazah asli tanpa harus menebus tunggakan kepada sekolah. Terimakasih Pak Bupati, Pak Dadang Supriatna, semoga Alloh akan membalas kebaikan bapak dan keluarga, bapak sehat dan sukses selalu, ," kata Wati berdoa.
Momen kebahagian bagi ribuan alumni sekolah yang ijazahnya di tahan pihak sekolah menjadi kado tahun baru bagai ribuan siswa dan orang tua Karena hingga akhir tahun 2024, tepatnya tanggal 31 Desember 2024 tepat dengan beberapa jam akan pergantian tahun 2025 Bupati Bandung berikan hadiah kepada ribuan pemuda dan orang tuanya yang ijazahnya di tahan pihak sekolah tempatnya belajar agar mereka bisa meneruskan rencana dan cita-citanya yang selama ini terhambat akibat belum mendapatkan ijazah sebagai bukti telah lulus sekolah.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna selama beberapa bulan ini telah membebaskan siswa untuk mendapatkan ijazah sebanyak 8.305 secara gratis, tanpa siswa dan orang tuanya membayar tunggakan kepada sekolah dan yayasan.
Bupati Bandung, H.M. Dadang Supriatna akui melakukan ini, inisiatif pribadi tanpa menggunakan anggaran APBD Kabupaten Bandung.
"Saya juga merasakan saat muda dulu, bagaimana sulitnya orang tua membiayai anaknya sekolah. Dan faham benar orang tua tak sanggup lunasi tunggakan biaya sekolah hingga ijazah anaknya tertahan di sekolah. Namun selama saya mampu apalagi saat menjabat kembali Bupati Bandung periode 2024-2029 tak akan ada lagi ijazah di tahan gara-gara orang tua nunggak biaya sekolah," tandasnya.
Dadang Supriatna targetkan semua ijazah yang tertahan di sekolah itu dapat dibereskan tahun 2025.I
Ijazah yang jumlahnya 8.305 lembar, kata Dadang Supriatna, sudah diberikan selama tiga tahap dan terakhir tanggal 31 Desember 2024 dengan ijazah berjumlah 4.505 lembar.
Sebelumnya di gelombang pertama di Dapil 5 Kecamatan Majalaya, Selokan jeruk, Ibun dan Paseh sudah dibagikan 2.700 lembar ijazah.
Gelombang kedua Kecamatan Rancaekek 500 lembar ijazah dan Kecamatan Kertasari 600 ijazah.
"Saya berharap tahun 2025 tidak ada lagi yang menahan ijazah. Ijazah yang tertahan di sekolah akan kami selesaikan berapa pun jumlahnya. Diperkirakan ijazah yang tertahan ini mencapai puluhan ribu totalnya," tutur Bupati Dadang Supriatna.
Bupati juga berharap, dengan mendapatkan ijazah, mereka dapat melanjutkan pendidikan lebih tinggi dan mengejar karir, agar dari mereka muncul menjadi pengusaha muda, ilmuwan juga para pemimpin kepala daerah juga nasional.
"Jangan putus asa. Terus semangat untuk berjuang. Saya sendiri sangat merasakan perjalanan hidup yang begitu getir dan pahit. Nggak nyangka saya dari seorang tukang bata bisa jadi bupati. Saya berharap akan muncul Kang DS lainnya di Kabupaten Banding," harap Dadang Supriatna.
Bupati pun mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Pembina Pendidikan Karya Pembangunan (YPPKP) Kabupaten Bandung yang telah bersedia bekerjasama dalam program pembebasan ijazah yang tertahan ini.
Ucapan yang sama kepada Forum Silaturahmi Pendiri dan Pengelola Sekolah Swasta Kabupaten Bandung. "Melalui giat penyerahan ijazah ini, ke depan tidak ada lagi ijazah alumni sekolah yang tertahan. Insya Allah saya selaku bupati akan selalu hadir menyelesaikan persoalan-persoalan pendidikan," ungkap Dadang Supriatna.
Ketua YPPKP Kabupaten Bandung, Atty Rosmiati ucapkan terima kasih kepada Bupati Bandung yang sudah memberikan solusi atas permasalahan ijazah. Masalah ijazah yang tertahan bahkan sampai berpuluh-puluh tahun tidak terselesaikan.
"Akhirnya dapat terselesaikan oleh Bupati Pak Dadang Supriatna," tandasnya.
"Dengan adanya kebijakan dari Pak Bupati Bandung, kami sepakat untuk memberikan ijazah itu secara gratis. Artinya, masyarakat yang memang menitipkan ijazahnya di kami itu akan kami berikan kepada mereka tanpa dipungut biaya apapun, karena semuannya akan di koordinasikan pak Bupati," kata Atty.
"Bagaimana pun, kata Atty, sekolah swasta memerlukan pula dukungan dan partisipasi dari masyarakat untuk operasionalnya, termasuk pembangunan gedung sekolah. Tanpa partisipasi masyarakat,"kata Atty.
Sekolah pun akan sulit untuk maju berkembang.
"Dari 22 sekolah di bawah YPPKP, tunggakan alumni itu mencapai Rp 8 miliar dari sekitar 8 ribuan ijazah," ungkap Atty.
( Saufat Endrawan )
Editor: Saufat Endrawan