Temi Gantina - Insan Olahraga
Relasi Prestasi dan Kebijakan

Saufat Endrawan
Temi Gantina
Oleh: Temi Gantina
Opininews.com -- Seratus Medali Emas pada Porprov Tahun 2026, inilah catatan penting akhir dari pelaksanaan Musorkab yang telah dilaksanakan pada tanggal 24 januari 2023.
Target prestasi yang dikumandangkan oleh ketua umum koni Kabupaten Bandung terpilih H. Yana Suryana, S.Ag.I disaksikan dan didengar langsung oleh seluruh insan olah raga kabupaten Bandung.
Digaungkannya Target ini tentunya akan menjadi modal awal Pembinaan olah raga prestasi untuk kurun waktu empat tahun kedepan.
Selaku pecinta olah raga sangatlah mengapresiasi apa yang telah dikumandangkan oleh ketua umum koni terpilih. Namun demikian tentunya harus ada alat ukur untuk mencapai prestasi pada porprov Tahun 2026. Diantara alat ukur yang dapat dikemukakan adalah :
1. Evaluasi porprov tahun 2022 Ini penting digaris bawahi mengingat perhelatan porprov tersebut berbeda dengan porprov sebelumnya, dimana pelaksanaan disebar di Sembilan kabupaten / kota, dan Kabupaten Bandung menjadi salah satu tempat yang ditunjuk sebagai Tuan Rumah delapan cabang olah raga yang dipertandingkan. Salah satu cabang olah raga yang melewati target capaian prestasi yaitu cabang olah raga dayung, keberhasilan cabang olah raga dayung dengan 14 medali emas.
Secara keseluruhan capaian prestasi olah raga pada porprov tahun 2022 ada peningkatan dibandingkan dengan porprov pada tahun 2018. Ini yang menjadi bagian penting untuk digaris bawahi Bersama, mengingat porprov tahun 2026 Kabupaten Bandung bukan sebagai Tuan Rumah Penyelengara .
2. Evaluasi keorganisasian cabang olah raga. Induk cabang olah raga / Pengcab sebagai ujung tombak pembinaan olah raga prestasi sudah menjadi keharusan oleh koni untuk di dampingi dan diberikan porsi pelayanan yang sama sesuai dengan Tugas pokok dan fungsi KONI , Cabang olah raga sebagai penerima anggaran pembinaan kedepan harus disinkronkan pola pembinaannya dengan visi dan misi ketua umum koni, sehinggga seluruh cabang olah raga memiliki satu pemahaman yang sama dengan koni selaku induk pembinaan olah raga prestasi.
Merujuk pada pelaksanaan porprov Tahun 2022, dimana ada tujuh puluh tiga cabang olah raga yang dipertandingkan, dan kabupaten bandung hanya mengikuti 53 cabang olah raga, hal ini menjadi bagian penting untuk diambil langkah – langkah bagaimana sisa cabang olah raga yang belum hadir di kabupaten bandung bisa dibentuk sesuai dengan potensi dan inprastruktur tempat latihan yang ada.
3. Anggaran Berbasis Prestasi. Prestasi yang diraih atlit disetiap cabang olah raga tentunya harus berbanding lurus dengan kebutuhan anggaran. Kebutuhan anggaran dari setiap cabang olah raga tentunya berbeda satu sama lain, mengingat karakter setiap cabang olah raga juga berbeda. Untuk cabang olah raga permainan tentunya berbeda kebutuhannya dengan cabang olah raga Terukur, demikian juga yang lainnya. Beririsan dengan anggaran tentunya harus ada pemetaan cabang olah raga , dari mulai cabang olah raga Non Medali maupun cabang olahraga Potensial. Sehingga dari hasil pemetaan dapat diproyeksikan besaran atau nominal anggaran pembinaan cabang olah raga.
4. Infrastruktur Latihan. Ini adalah hal yang wajib dipenuhi, mengingat sebuah prestasi bias diraih, manakala ditunjang dengan sarana latihan yang memadai. Keberadaan sarana olah raga Si Jalak Harupat kedepan harus betul – betul dapat menjawab kebutuhan cabang olah raga, sehingga akan tercipta Sentralisasi latihan seluruh cabang olah raga. Pada saat yang bersamaan juga akan mempermudah pola komunikasi antara KONI dengan seluruh cabang olahraga. Harus di petakan juga cabang olah raga baik yang sudah memiliki sarana latihan maupun yang belum memiliki.
5. Proteksi Atlit berprestasi. Salah satu bagian yang menjadi penting dalam hal pencapaian prestasi yakni adanya rasa nyaman bagi atlit – atlit yang sudah berprestasi . Perlindungan harus diberikan mengingat program latihan yang dilakukan para atlit terkadang berhadapan dengan Resiko kecelakaan / cedera, hal ini harus menjadi bagian yang wajib dilakukan. Disamping itu pula perlu adanya pengikatan kepada seluruh atlit yang sudah berprestasi dalam bentuk Insentif, kedua hal ini harus dilakukan sebagai bentuk perlindungan dan rasa nyaman kepada seluruh atlit.
6. Formasi kepengurusan KONI Jumlah lima puluh tiga cabang olahraga yang menjadi anggota KONI Kabupaten Bandung haruslah terkoneksi pola komunikasinya dengan jumlah dan bobot pengurus koni kedepan.
Kepengurusan KONI kedepan harus mampu menjawab pola kebutuhan pembinaan olah raga prestasi, penempatan personal harus sangat cermat dan penuh kehati – hatian mengingat tugas berat kolektip akan dihadapi terutama dalam hal mengejar seratus medali pada porprov tahun 2026.
Namun demikian Penulis berkeyakinan bahwa delapan tahun pola pembinaan olah raga prestasi yang sudah mendekati sempurna, akan menjadi paripurna secara prestasinya ketika diteruskan oleh penerus – penerus yang betul – betul mencintai olah raga, serta punya Tekad Kolektip untuk meningkatkan prestasi olahraga di Kabupaten Bandung.
( Temi Gantina - Insan Olahraga )
Editor: Saufat Endrawan