Dinas Perdagangan dan Perindustrian Tak Mampu Menata Pedagang
Kota Banjaran Kumuh, Macet dan Tak Nyaman Bagi Pengendara

Saufat Endrawan
Kota Banjaran Terkumuh Akibat Ulah Pedagang dan Dinas Terkait tak Mampu Menata Pedagang
Opininews.com, Bandung -- Kota Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung jadi kota terkumuh di Kabupaten Bandung.
Kekumuhan terjadi sepanjang Jalan Raya Banjaran, tempatnya tak jauh dari lokasi Pasar dan Terminal Banjaran.
Kekumuhan yang memimbulkan kemacetan sepanjang jalan sejak tengah malam hingga pagi hari ini, akbat ruas jalan raya sepanjang jalan ratusan meter juga jalan Statsion Banjaran digunakan pasar tumpah untuk pedagang sayur, daging, tahu, tempe buah-buahan, ikan asin dan lainnya.
Kondisi ini tiap haro, akibat Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung tak mampu menangani.
Kondisi ini sudah bertahun-tahun, namun pihak dinas terkait seperti tutup mata dan tutup telinga.
Padahal menganggu ketertiban umum, ganggu lalulintas dan kadang menganggu jalur lintasan mobil ambulan yang membawa pasien ke rumah sakit.
Selain timbul bau tak sedap, juga ganggu kenyamanan suasana di Mapolsek Banjaran.
Seoarng pengendara asal Cimaung, Budiman kepada www.opininews.com, Jumat (18/4/2025) dinihari mengatakan, kemacatan di sepanjang jalan Raya Banjaran ganggu aktivitas warga pada subuh dan pagi hari.
"Saya sangat terganggu. Jalan macet, kumuh dan bau. Jika kita di kejar waktu tak bisa tepat waktu jika melalui Jalan Banjaran, " Kata Budimam.
Para pedagang merasa pede berjualan meski langgar aturan, karena sudah bayar retribusi dan keamanan, maka merasa lahan jalan adalah tempat jualan sehingga tak peduli terhadap pejalan kaki dan pengendara.
Sementara bagi warga Pajagalan dan Statsion Banjaran, sudah mengeluhkan kondisi ini baik ke Pihak camat, desa namun semuannya ada di tangan dinas terkait dan dinas tersebut yang dapat menindaknya.
Akibat Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung, yang tidak becus menata pedagang, yang di persalahkan Pihak Kecamatan, Desa dan Dinas Lingkungan Hidup (LH) dan kepolisian. Karena akibatnya sampah menumpuk, wilayah kumuh dan macet tengah malam hingga pagi hari, di saat warga Pangalengan, Cimaung, Cangkuang, Kamasan dan lainnya menuju tempat kerja dan sekolah dan sebaliknya.
( Saufat Endrawan )
Editor: Saufat Endrawan