OPININEWS.COM, BANDUNG– Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) mulai melakukan penyelidikan sejak lama terhadap beberapa wilayah di Jawa Barat, yang diduga rentan terjadinya kasus tindakan korupsi dan gratifikasi dintaranya di wilayah Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Sumedang serta beberapa wilayah lainya. Jumat (2/12/2016).
Diduga kasus yang diincar KPK tersebut menyangkut gratifikasi serta pelaksaanaan proyek-proyek besar yang dilakukan di wilayah masing-masing.
Dan terbukti, pada Kamis (1/12/2016), sekitar pukul 17.30 WIB, KPK telah mengeledah rumah Walikota Cimahi non aktif, Atty Suharty di jalan Sari Asih IV No. 16, Sukasari, Kota Bandung, namun hingga kini pihak KPK belum memberikan keterangan terkait penangkapan terhadap Walikota Cimahi non aktif beserta suaminya Itoch Tochija yang juga mantan Walikota Cimahi serta Sekda Bogor ini,
Tim KPK mengeladaah terhadap rumah kediaman Walikota Cimahi, dengan menggunakan lima unit kendaraan roda empat, dengan kendaraan Toyota Inova Nopol B-1009-URI, Toyota Inova Nopol B-1010-URI, Toyota Inova B-1485-UYN, Mitshubisi Pajero Nopol B-1050-GJC dan Suzuki X - Over Nopol B-1766-ZF.
Sementara jumlah anggota KPK sekitar 15 orang. Kedatangan KPK belum diketahui terkait kasus korupsi atau gratifikasi. Hingga kini kediaman Atty Suharty, dalam keadaan tertutup, Dan pengamanan masih dilakukan personel Kepolisian Sektor Sukasari Bandung.
Usai pengeledahan KPK, Jumat pukul 15.30 meninggalkan kediaman serta membawa Drs. Itoch Tohija, MM dan Hj. Atty Suharty, SE dengan beberapa berkas. Namun issue yang berkembang kasus yang diincar KPK tersebut selain kasus korupsi, juga adanya kasus gratifikasi pembangunan pasar.
Penangkapan KPK terhadap Walikota Cimahi non aktif beserta suaminya ini juga banyak tanda tanya, karena bertepatan dengan akan dimulainya tahapan pelaksanaan Pilkada di Kota Cimahi. Dimana Walikota Cimahi non aktif ini juga mencalonkan kembali untuk yang kedua kalinya menjadi Walikota Cimahi. ( Saufat Endrawan )
