[caption id="attachment_461" align="alignleft" width="300"] Ketua Umum Gapensi Jabar, Susilo Wibowo, khawatir serbuan tenaga kontruksi China Tiongkok hadapi MEA 2017, Sabtu (5/11/2016). ( Foto/ Saufat Endrawan/ OPININEWS.COM )[/caption]
OPININEWS.COM, BANDUNG – Menghadapi MEA 2017, Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) tidak khawatir, bersaing untuk mendapatkan proyek kontruksi yang berasal dari proyek pemerintah. Namun, yang dikhawatirkan adalah, masuknya tenaga kerja asal negara asia seperti China dan Tiongkok ke Indonesia, dan menyebar hingga ke wilayah Jawa Barat.
Hal ini, dikatakan, Ketua Umum BPD Gapensi Jawa Barat, Susilo Wibowo, kepada OPININEWS.COM, saat menghadiri Muscab BPC Gapensi Kabupaten Bandung, di Hotel Sutan Raja, Soreang, Bandung, Sabtu (5/11/2016).
“Tidak mungkin pengusaha kontruksi negara asia akan ikut tender ke proyek milik pemerintah, namun yang paling dikhawatirkan serbuan tenaga kerja, dengan harga standar namun memiliki kemampuan yang lebih, dari tenaga kerja pribumi, seperti para tukang batu dan bangunan,” jelas Susilo.
Susilo juga berharap, selain para anggota Gapensi harus memperbaiki kinerja, juga memperbaiki perusahaan dalam segi manajemen. Dan pemerintah didaerah, sebaiknya menganggarkan dana untuk melakukan pelatihan terhadap para pengusaha konstruksi yang ada di wilayahnya masing-masing.
Persaingan di dunia konstruksi saat ini papar Susilo, semakin ketat. Sehingga, para anggota gapensi jangan hanya berdiam diri, namun segera tingkatkan SDM yang ada, perbaiki manajemen. Juga harus melaksanakan pekerjaaan secara profesional. “Karena dengan modal inilah, kita dapat bertahan menuju harai depan yang akan semakin ketat persainganya, terutama saat diberlakukannya MEA 2017 mendatang,” tegas Susilo. ( Saufat Endrawan )