Wartawan: Saufat Endrawan
Opininews,com, Bandung -- Wilayah Banjaran telah menjadi ikon, kecamatan di Kabupaten Bandung yang kotor, kumuh dan mecet. Kekumuhan, kotor dan macet ini, akibat tidak tertatanya masalah terminal, pasar dan trotoar yang digunakan lahan pedagang kaki lima dan tempat parkir.
Keluhan kondisi ini, oleh tokoh masyarakat sempat dilaporkan, baik kepada dinas terkait maupun DPRD Kabupaten Bandung.
"Pada saat Pak Camatnya, Pak Adjat Sudrajat, trotoar bersih dari PKL, terminal tertata karena PKL ditertibkan. Namun setelah ditinggal, Wilayah Banjaran kembali kesemula, kotor dan kumuh serta macet sepamjang terminal Banjaran. saya berharap Banjaran kembali kesemula," kata seorang warga, Mimin, kepada www.opininews.com, di Bandung, Minggu (2/9/2019).
Kondisi ini disikapi oleh Anggota DPRD Kabupaten Bandung dari Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN), Drs. Edi Tardiana, anggota DPRD dari Dapil tujuh.
"Kami dari Partai PAN memahami keluhan masyarakat dengan kondisi Pasar dan Terminal Banjaran yang dinilai warga kumuh, kotor, macet banyaknya pedagang kaki lima seenaknya berjualan ditrotoar hingga menghambat aktivitas pejalan kaki.
Dan kami dari Fraksi PAN kedepan akan melaporkan kondisi setelah Pimpinan Fraksi dilantik dan Komisi-komisi yang ada sudah terbentuk," jelas Edi.
Saat ini, lanjut Edi, belum ada kesempatan untuk menyampaikan keluhan warga. "Pada saat rapat kerja, kami akan sampaikan aspirasi warga kepada dinas terkiat agar segera ditindak lanjuti," kata Edi.
Edi juga berharap, saat penataan Kota Banjaran, Dinas terkait harus melibatkan masyarakat terutama tokoh masyarakat. karena yang paham apa yang diinginkan masyarakat Banjaran, adalah warga Banjaran. ( saufat )