OPININEWS.COM / BANDUNG - Sedikitnya 200 ekor unggas milik tiga peternak itik di Kampung Lebak Wangi, Desa Sekar Wangi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, mati mendadak. Oleh peternak unggas yang mati diduga akibat terjangkit virus flu burung tersebut dibuang ke aliran sungai terdekat.
Mendapatkan laporan dari warga yang resah akibat banyaknya unggas yang mati mendadak, kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Ir. Tisna Umaran didampingi Dokter Hewan Euis Rohati, langsung terjun ke lapangan. Di lokasi peternak tersebut, juga menyaksikan secara langusng hewan yang tiba-tiba mati.
kepada peternak, Tisna Umaran, langsung menyarankan untuk membakar atau membuang unggas yang mati dikubur ditanah. dan melarang peternak membuang ke aliran sungai. Dan Tisna pun memberikan contoh cara menguburnya kepada peternak.
Petugas pertanian pun langsung mengambil sampel darah unggas yang mati untuk diperiksa di labolatorium. "Untuk sementara kami menduga unggas yang mati akibat virus flu burung. Dan pada hari besok akan melakukan vaksinasi dan penyemprotan obat anti virus kepada unggas yang masih hidup juga akan meriksa kesehatan pemilik peternakan," kata Tisna Umaran, kepada opininews.com, di Bandung, Rabu (22/2/2017).
Diperkirakan unggas yang mati tidak hanya terjadi di ini saja, namun bisa meluas kepada wilayah lainnya. "Penetapan status siaga, akan diberlakukan setelah mendapatkan hasil labolatorium," tegas Tisna.
Seorang petarna itik, Maman, mengakui, dalam satu minggu ini, itik peliharaanya yang berjumlah 200 ekor tinggal 100 ekor saja, karena 100 ekor lainya mati mendadak.
"Sudah hamnpir tiga tahun beternak itik, baru kali ini dalam waktu satu mingggu itik peliahraanya mati mendadak. Bersyukur dari Dinas Pertanian, segara melakukan pengecekan. Selama ini Unggas yang mati dibuang ke aliran sungai, karena tidak tahu bahwa itu bahaya dan bisa menularkan kepada ungggas lain dan manusia" jelas dia. ( Saufat Endrawan )
